Vrydag 08 Maart 2013

Kisah Inspiratif

Kisah Inspiratif Seorang Tukang Bakso

Kisah Inspiratif Seorang Tukang Bakso  - Di sela-sela sewaktu aku baru saja pulang kerja sejenak ku beristirahat di depan rumah. Disana kulihat seorang lelaki yang mendorong gerobak sambil melentingkan suara mangkok dengan sendok, rupanya ia adalah seorang penjual bakso. Kebetulan perut sedang keroncongan, aku pun memanggil beliau.

"Mang, bakso mang" Aku berteriak memanggil.
Aku pun berpesan supaya dibuatkan satu mangkok bakso. Pak pedagang pun membuatkannya untukku. Selesai dibuatkan bakso itu aku bawa sambil merogoh kantong celana dan mengambil dompet berwarna hitam kecoklatan. Aku bertanya harga, "Berapa mang?". "lima ribu mas" kata si pedagang bakso. Aku pun mengambil uang receh nominal 2 ribu selembar dan sisanya 3 lembar uang satu ribuan. Aku berikan kepadanya sambil berkata, "makasih ya mas?". "Iya sama-sama mas." pedagang bakso menjawab.

Setelah kuberikan lembaran rupiah kepadanya aku lihat pedagang itu menyimpan uang tersebut ke tempat yang berbeda. Pertama beliau menyimpan ke kotak kecil, kemudian ke dompet dan sisanya ke sebuah kotak kaleng bekas kue.

Dengan sedikit penasaran, aku pun bertanya kenapa tukang bakso melakukan hal itu.

Tukang bakso menjawab, "Iya Pak, selama 17 tahun saya menjadi tukang bakso, setiap hari saya selalu memisahkannya, ya tujuannya sederhana saja, saya hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak saya, mana yang menjadi hak orang lain atau tempat ibadah dan mana yang menjadi hak cita-cita penyempurnaan iman ".

Mendengar jawaban tersebut saya masih penasaran dan kembali bertanya,

"Maksud bapak gimana ya, saya belum paham pak?"

Iya Pak, kan agama dan Allah menganjurkan Kita agar bisa berbagi dengan sesama, dan saya membagi 3, dengan pembagian :
 

1. Uang yang masuk ke dompet adalah uang untuk keperluan biaya hidup sehari-hari saya.

2. Sedangkan uang yang dimasukan ke dalam kotak kecil saya lakukan untuk menginfakan harta di jalanNya. Alhamdulilah sudah 17 tahun saya melaksanakan ibadah kurban walaupun profesi saya seorang tukang bakso keliling.

3. Uang yang masuk ke kencleng, karena saya ingin menyempurnakan agama yang saya pegang yaitu Islam dan Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu untuk melaksanakan ibadah haji dan ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar maka saya berunding dengan istri dan istri menyetujui bahwa disetiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, saya harus menyisihkan
sebagian penghasilan sebagai tabungan haji, dan insya Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi saya dan istri akan melaksanakan Ibadah haji.
  

Mendengar jawaban tukang bakso tersebut saya langsung terperangah dan hanya bisa terdiam kagum. Hati saya tersentuh medengarnya. Sungguh sangat mulia sifatnya walaupun ia seorang penjual bakso.

0 opmerkings:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com